aku dan semua di dunia

Sunday, February 07, 2010

Just Be Your Self dan kebijaksanaan

Hati hati dengan kata kata be your self...

Kadang kala dengan bijak kita menasehati orang untuk Just Be Yourself aja, namun apakah kita tahu apa dibalik kata kata itu. Itu mengandung sebuah hal yang cukup besar. Bayangkan jika orang yang kita nasehati itu seorang yang malas, tidak mau belajar, keras kepala atau bahkan licik, maka Just be Your self disini sama saja kita meminta dia untuk meneruskan semua tindakan berdasarkan sifat tersebut.

Apakah itu yang kita inginkan?

Just be your self disini seharusnya diberikan tambahan. Paksa dirimu untuk berubah sesuai dengan kondisimu sekarang atau paksa dirimu untuk bisa rajin untuk mengubah malasmu sekarang atau bahkan dalam konotasi lain.

Just be your self dengan penjelasan ini akan menuntut orang untuk mengubah sesuatu yang negatif didalam dirinya menjadi positif dan mempertahankan semua kepositifan yang ada didalam dirinya.

Pada intinya, bila kita memikirkan semua hal hanya dari sudut pandang kita, maka saat itulah hal negatif dari diri kita keluar. Sifat egois kita, sifat ketamakan kita, sifat kediktatoran kita muncul semuanya. Mendengarkan pendapat orang dan perspektif orang adalah kodrat sebagai seorang makhluk sosial. Kemampuan menimbang masukan atau pandangan orang itulah arti sebuah kebijaksanaan yang hakiki. Dan untuk menjadi bijaksana bukan sebuah proses yang singkat. Perlu pengalaman dan pemikiran yang panjang. Belajarlah untuk itu.

Paku dan bekasnya

Seorang ada anak lelaki dengan watak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.
Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar. Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari.

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya.
Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan diri/bersabar.
Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar.
Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: ”Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar.” Pagar ini tidak akan kembali seperti semula.
Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar. Pagar ini tidak akan kembali seperti semula.
Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar.
Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal.
Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik.
Kawan-kawan adalah perhiasan yang langka.
Sahabat membuatmu tertawa dan memberimu semangat. Sahabat bersedia mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka menunjang dan membuka hatimu. Tunjukkanlah kepada teman-temanmu betapa kau menyukai mereka.
Kirim surat ini kepada mereka yang kau anggap teman, walaupun berarti kau mengembalikannya kepada yang mengirimnya kepadamu.
Bila pesan ini kembali padamu, itu berarti bahwa kau mempunyai lingkaran teman.

Jangan adili orang lain, tetapi adili dirimu secara kritis.
Jika kau kalah, jangan lupakan pelajaran dibalik kekalahan itu.
Hargai dirimu, hargai orang lain dan Bertanggung jawablah atas tindakanmu.
Jangan biarkan selisih paham merusak indahnya persahabatan.
”Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu dapat mempercayakan rahasia.” (Alessandro Manzoni)